Rabu, 18 Agustus 2010

Menghadapi Orang Tua pada Usia Lanjut


Sebentar lagi ibuku akan berulang tahun yang ke 92. Jika orang mendengar usia yang sedemikian tingginya, tentu akan berdecak, wah hebatnya. Apa tipsnya sampai dapat mencapai usia 92 tahun?

Sebenarnya, jika saya diperkenankan menjadi ibuku maka saya akan memilih usia tidak begitu tua dengan kondisi phisik masih prima
Kenapa? Memang pilihanku ini berbeda dengan kenyataan yang dihadapi oleh ibuku yang sekarang tidak dapat berbicara, bungkuk 45 drajat ke depan, mata yang buta, kaki yang tidak dapat berjalan lagi, semua syaraf otak sudah hampir lumpuh.

Ketika ibuku berusia 76 tahun, beliau menengok saya karena saya baru saja melahirkan anak yang pertama dan satu-satunya. Beliau datang dari kota Semarang menuju ke Jakarta. Pada saat beliau akan kembali ke kotanya, beliau ingin sekali menengok iparnya yang ada di Purwokerto.
Ibu minta agar dapat kembali dengan travel . Saya sudah memesankan travel untuk ibuku. Sedianya memang ibuku akan pulang hari Sabtu, tetapi saya menahan untuk pulang hari Minggu. Tidak disangka-sangka pada hari Minggu itu terjadi kecelakaan dan akibatnya fatal bagi ibuku. Kedua kakinya patah dan dilarikan di suatu Rumah sakit di Solo. Operasi cukup lama 7 jam. Setelah hampir 1 bulan ibu berada di Solo. Dia diperbolehkan pulang ke Semarang. Terapi terus dilakukan. Memang ibu sedikit bisa berjalan dengan kedua kruknya.

Namun setelah tahun berganti tahun, usia makin bertambah, tulang makin keropos, ibu tidak dapat berjalan lagi. Ibu harus berbaring terus di ranjang. Saat itu ibu masih dapat diajak komunikasi. Ketika usia menginjak 89 tahun, mulailah syaraf syaraf di otak kehilangan fungsinya, ibu tidak dapat mengingat atau berkomunikasi, dan bahkan untuk kencingpun tidak terkontrol lagi. Susahnya kami anak anaknya sangat jauh tidak dapat menengok secara kontinue.

Bagi saya, phisik luar ibu sudah sangat rentan. Namun phisik atau badan merdian seperti jantung, partu masih kuat . Ibuku dulu adalah pelatih senam Tera yang mementingkan pernafasan dan energi sehingga menyebakan badan meridian masih tetap kuat sementara badan telah lemah sekali.
Dengan kasih kami harus terus merawatnya . Tuhan mempunyai waktu yang tidak pernah kami ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar